Pelatihan Inseminasi di Cinagara BOGOR

Pelatihan Inseminasi di Cinagara BOGOR
Pelatihan Inseminasi Buatan Di Cinagara Bogor

Rabu, 17 Oktober 2012

Mengelola amarah


Empat Langkah Mengelola Amarah
SETIAP orang tentu pernah dilanda rasa marah. Namun, jika terlalu terseret perasaan, bisa-bisa Anda terbakar oleh amarah itu sendiri.

Kadang, orang berpikir dirinya dapat melampiaskan kemarahan jika bisa berteriak, memukul, atau membalas dendam kepada orang yang telah menghina atau menyakitinya. Tapi, amarah tidak bekerja seperti itu. Sering kali, melampiaskan amarah tak ubahnya mengipasi api, sehingga mendorong kobaran api baru.

Untungnya, ada sejumlah keterampilan yang dapat Anda kembangkan untuk membantu meningkatkan kemampuan mengelola amarah. Praktikkan empat pendekatan ini di saat pikiran sedang tenang dan jauh dari rasa marah.

Olahraga
Berolahragalah secara teratur. Lakukan pula aktivitas ini setiap kali amarah mulai menyala. Jika Anda belum memiliki latihan rutin, eksplorasi berbagai jenis latihan untuk menemukan yang paling Anda nikmati. Misalnya jogging, angkat beban, atau pilates.

Pernapasan
Menarik napas dalam dapat sangat membantu menenangkan diri atau mengurangi kecemasan. Berlatihlah bernapas perlahan-lahan, luangkan waktu untuk berhenti di akhir setiap helaan dan hembusan napas. Dengan pernapasan seperti ini, perut Anda akan mengembang seperti balon saat menarik napas, dan mengempis ketika Anda menghembuskan napas. Sementara itu, dada tidak akan mengembang. Jika teknik ini sulit dilakukan, cobalah berbaring telentang dengan lutut ditarik ke atas dan kaki rata di lantai. Selain itu, menempatkan tangan di perut juga dapat membantu untuk merasakannya naik saat menghirup napas.

Aktivitas menenangkan
Cari hobi atau kegiatan yang Anda sukai dan libatkan diri secara penuh ke dalamnya. Contonya berkebun, yoga, melukis, atau bermain musik.

Memperdalam pemahaman
Lakukan hal ini terhadap diri sendiri dan orang lain, untuk membantu Anda menyadari sepenuhnya hal-hal yang memicu amarah. Dengan demikian, Anda dapat melangkah mundur dan memprediksinya sebelum rasa marah timbul, sehingga dapat memilih respon berbeda.

Berusaha memahami orang yang memicu rasa marah Anda juga tak kalah penting. Mereka mungkin berpikir tindakan mereka benar. Dengan memahami perspektif individu tersebut, Anda mungkin dapat meredam emosi dan meresponnya dengan cara yang lebih positif.

Rabu, 03 Oktober 2012

PROPOSAL BUDIDAYA BAWANG MERAH

 
PROPOSAL
BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH

(Allium Ascolonicum)


Oleh :
Kelompok III
1.      Rozama  Ndruru
2.      Ricardo O. Siahaan
3.      Muslim arif
4.      Samudi  Giawa
5.    Martunis
6.    Nurmala
7.    Nurhafni
8.    Marlina







JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MEDAN
MEDAN
2012

Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang  Maha Esa, dimana atas berkah rahmat dan karunia-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Budidaya Tanaman Jahe Merah yang merupakan Praktik kerja lapangan yang wajib dilaksanakan mahasiswa program D IV Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Medan pada semester V jurusan Pertanian.
            Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mata Kuliah Agribisnis Tanaman Ubi dan Obat dengan bobot 0 - 3 SKS .
Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Bambang Riyanto, M.Ed. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Medan.
2.      Mukhlis Yahya, SP. MP. Selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.
3.      Ir.Karim Tarigan MS. Pengampuh Mata kuliah Agribisnis Tanaman Ubi dan Obat
4.      Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Budidaya Tanaman Jahe.
Demikian penyusunan Proposal   ini penulis buat semoga berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Medan,04 Oktober  2012
                                                                         Penulis


                                                                                            Kelompok III



DAFTAR  ISI

Kata Pengantar ............................................................................................   i
Daftar Isi .....................................................................................................   ii
BAB  I. PENDAHULUAN........................................................................   1
A.    Latar Belakang ..........................................................................   1
B.     Tujuan .......................................................................................   1
C.     Manfaat .....................................................................................   1
BAB II. PELAKSANAAN .......................................................................   2
A.       Pra Tanam ................................................................................   2
B.       Fase Tanam ..............................................................................   3
C.       Awal Pertumbuhan ..................................................................   4
D.       Fase Fegetatif ...........................................................................   6
E.        Pembentukan Umbi ..................................................................   7
F.        Pematangan Umbi ....................................................................   8
G.       Panen dan Pasca Panen ............................................................   8
H.       Sarana dan Prasarana ...............................................................   9
I.          Sumber Dana ............................................................................  10
BAB III. PENUTUP ..................................................................................  11


PROPOSAL BUDIDAYA BAWANG MERAH
 
I.       Pendahuluan
A.  Latar belakang
Mata Kuliah Agribisnis Tanaman Umbi dan Obat salah satu Mata kuliah pembelajaran bagi mahasiswa D IV STPP Medan pada semester V dengan bobot SKS 0-3.
Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan agar Mahasiswa mampu Menerapkan  terhadap cara-cara beragribisnis tanaman umbi dan obat sesuai dengan potensi wilayah sumberdaya alam dan sumberdaya manusia serta sumberdaya buatan dan juga untuk menghasilkan tenaga penyuluh pertanian yang berkompetensi sebagai penyuluh pertanian ahli. Kegiatan Pratik dilaksanakan secara terprogram dan terintegrasi dengan matakuliah yang sudah dipelajari sebelumnya. 

B.  Tujuan
Adapun tujuan Pembelajaran Mata Kuliah Agribisnis Tanaman Umbi dan Obat dilaksanakan dengan Praktik langsung dilapangan yaitu :
a.       Mahasiswa mampu mengindentifikasi Faktor lingkungan Pertumbuhan dan Manajemen pengendaliannya.
b.      Mahasiswa mampu tentang pembiakan dan Pembibitan tanaman
c.       Mahasiswa mampu mengenal karakteristik tanaman umbi dan obat
d.      Mahasiswa mampu menerapkan tehnik Budidaya Tanaman umbi dan obat
e.       Mahasiswa Mampu mengkaji Agribisnis komoditas umbi dan obat

C.  Manfaat
a.         Mahasiswa dapat melakukan tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat tani.
b.        Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta, pengusahatani/petani dan stakeholder lain
c.         Mahasiswa dapat berkomunikasi yang Dialogis
d.        Menampilkan kemandirian dalam bertindak dan memiliki etos kerja sebagai penyuluh pertanian
e.         Memiliki cara berpikir dan perilaku yang positif
D.    Pelaksanaan
Teknik Budidaya Bawang Merah
Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses budidaya bawang merah kita dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang menyebabkan produksi menurun. Memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan peningkatan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K - 3 ), sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas. 
A. PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320 C
2. Pengolahan Tanah
- Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
- Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
- Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm
- Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm.
- Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
- Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan.

3. Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan.
Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 10 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
Biarkan selama 5 - 7 hari 
4. Pemilihan Bibit
- Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
- Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
- Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
B. FASE TANAM
1. Jarak Tanam
Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok
Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron
2. Cara Tanam
Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air )
Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASA
Simpan selama 2 hari sebelum tanam
Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit. 

C. AWAL PERTUMBUHAN ( 0 - 10 HST )
1. Pengamatan Hama
Waspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas.

Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan VIREXI atau VITURA . Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dengan VIREXI.

Ulat tanah . Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprot dengan PESTONA.

Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.



2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang
Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di Brebes disebut melem).
3. Pemupukan pemeliharaan/susulan
Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.
Pemupukan dilakukan 2 kali 
( dosis per 1000 m2 ) :
- 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
- 4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2 minggu. 
4. Pengairan
Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %
Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah
Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman 
D. FASE VEGETATIF ( 11- 35 HST )
1. Pengamatan Hama dan Penyakit
Hama Ulat bawang, S. litura dan S. exigua
Thrips, mulai menyerang umur 30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan BVR atau PESTONA.

Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dengan penebaran GLIO.

Penyakit Antraknose atau Otomotis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan GLIO

Penyakit oleh virus.
-  Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan.
Busuk umbi oleh bakteri.
- Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering.
- Busuk umbi/ leher batang oleh jamur.
- Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).
- Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit. 
2. Pengelolaan Tanaman
- Penyiangan kedua dilakukan pada umur
30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak.
- Penyemprotan POC NASA dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari ke 35 penyemprotan ditambah HORMONIK dengan dosis 1-2 tutup/ tangki (dicampurkan dengan NASA).
- Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari. 
E. PEMBENTUKAN UMBI ( 36 - 50HST )
Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.

F. PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 HST )
Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari. 
G. PANEN DAN PACA PANEN
1. Panen
> 60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70 - 90 hari.
> Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek
> Pemanenan dengan pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan (Jawa : dipocong) 
2. Pasca Panen
-  Penjemuran dengan alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang.
-  Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang.Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses budidaya bawang merah kita dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang menyebabkan produksi menurun. Memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan peningkatan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K - 3 ), sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas.
H.  SARANA DAN PRASARANA 
   Pelaksanaan Praktik Agribisnis Tanaman Umbi dan Obat dapat mencapai tujuan apabila dilengkapi dengan adanya sarana dan prasarana produksi  dengan luas lahan  10 x 10 Meter (100m2) disajikan pada tabel dibawah ini :
No
Uraian Saprodi
Unit
Harga/Unit
(Rp)
Nilai
(Rp)
 A
Bahan :



1
Benih (Kg)
6,5
15.000
97.500
2
Urea
4
5.000
20.000
3
TSP/SP 36
6
8000
48.000
4
KCL (kg)
5
8000
40.000
5
ZA (Kg)
4,5
1.200
5.400
6
NPK (kg)
4
15.000
60.000
7
Pupuk Kandang
50
1500
75.000
8
ZPT Cair
 0,5
 75000
37.500
9
Pestisida Cair
 1
 75000
75.000
10
Pestisida Padat


12.500
11
Herbisida Cair
 200cc
75000 
15.000
12
Dolomit (kg
30
1500
60.000
13
Tali Rafia
1
5000
5000
B
Alat :



1
Cangkul
4
60.000
240.000
2
Parang
4
50.000
200.000
Jumlah
990.900





I.     SUMBER DANA
1.      Dipa STPP Medan Tahun 2012
Biaya bahan praktik sesuai dengan uraian diatas dimasukkan dalam anggaran STPP Medan dengan jumlah Rp. 550.900 (Lima Ratus Lima Puluh Ribu Sembilan Ratus Rupiah).
2.      Swadana Mahasiswa
Biaya peralatan selama praktik di sediakan oleh masing – masing mahasiswa yang praktik.



III. Penutup.
Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan  Praktik Agribisnis Tanaman Umbi dan Obat dapat ditentukan, dengan adanya kerjasama dan koordinasi yang baik, Mahasiswa dengan Dosen Pengampuh Mata kuliah,serta dukungan dana dari STPP Medan. Semoga  Praktik ini  bermanfaat dan berdayaguna kepada mahasiswa STPP Medan.
Demikian proposal ini dibuat untuk dilaksanakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa.
.