PROPOSAL
BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH
(Allium Ascolonicum)
Oleh :
Kelompok III
1.
Rozama Ndruru
2.
Ricardo O. Siahaan
3.
Muslim arif
4.
Samudi Giawa
|
5. Martunis
6. Nurmala
7. Nurhafni
8. Marlina
|
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MEDAN
MEDAN
2012
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkah rahmat dan karunia-Nya, penulis
telah dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Budidaya Tanaman Jahe Merah yang
merupakan Praktik kerja lapangan yang wajib dilaksanakan mahasiswa program D IV
Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Medan pada semester V jurusan
Pertanian.
Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan Mata Kuliah Agribisnis Tanaman Ubi dan Obat dengan bobot
0 - 3 SKS .
Selanjutnya penulis tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bambang Riyanto, M.Ed. Selaku Ketua
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Medan.
2. Mukhlis Yahya, SP. MP. Selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.
3. Ir.Karim Tarigan MS. Pengampuh Mata kuliah
Agribisnis Tanaman Ubi dan Obat
4. Semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Proposal Budidaya Tanaman Jahe.
Demikian penyusunan
Proposal ini penulis buat semoga berguna bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Medan,04
Oktober 2012
Penulis
Kelompok III
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
A.
Latar
Belakang .......................................................................... 1
B.
Tujuan
....................................................................................... 1
C.
Manfaat
..................................................................................... 1
BAB II. PELAKSANAAN ....................................................................... 2
A.
Pra
Tanam ................................................................................ 2
B.
Fase
Tanam .............................................................................. 3
C.
Awal
Pertumbuhan .................................................................. 4
D.
Fase
Fegetatif ........................................................................... 6
E.
Pembentukan
Umbi .................................................................. 7
F.
Pematangan
Umbi .................................................................... 8
G.
Panen
dan Pasca Panen ............................................................ 8
H.
Sarana
dan Prasarana ............................................................... 9
I.
Sumber
Dana ............................................................................ 10
BAB III. PENUTUP .................................................................................. 11
I. Pendahuluan
A.
Latar belakang
Mata Kuliah Agribisnis Tanaman Umbi dan Obat salah satu Mata kuliah
pembelajaran bagi mahasiswa D IV STPP Medan pada semester V dengan bobot SKS
0-3.
Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu kegiatan yang wajib
dilaksanakan agar Mahasiswa mampu Menerapkan
terhadap cara-cara beragribisnis tanaman umbi dan obat sesuai dengan
potensi wilayah sumberdaya alam dan sumberdaya manusia serta sumberdaya buatan
dan juga untuk
menghasilkan tenaga penyuluh pertanian yang berkompetensi sebagai penyuluh
pertanian ahli. Kegiatan Pratik dilaksanakan secara
terprogram dan terintegrasi dengan matakuliah yang sudah dipelajari
sebelumnya.
B. Tujuan
Adapun tujuan
Pembelajaran Mata Kuliah Agribisnis Tanaman Umbi dan Obat dilaksanakan dengan
Praktik langsung dilapangan yaitu :
a. Mahasiswa mampu
mengindentifikasi Faktor lingkungan Pertumbuhan dan Manajemen pengendaliannya.
b. Mahasiswa mampu
tentang pembiakan dan Pembibitan tanaman
c. Mahasiswa mampu
mengenal karakteristik tanaman umbi dan obat
d. Mahasiswa mampu
menerapkan tehnik Budidaya Tanaman umbi dan obat
e. Mahasiswa Mampu
mengkaji Agribisnis komoditas umbi dan obat
C. Manfaat
a.
Mahasiswa dapat melakukan tugas kerja
penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat tani.
b.
Mahasiswa dapat melakukan kerjasama
dengan instansi pemerintah/swasta, pengusahatani/petani dan stakeholder lain
c.
Mahasiswa dapat berkomunikasi yang
Dialogis
d.
Menampilkan kemandirian dalam bertindak
dan memiliki etos kerja sebagai penyuluh pertanian
e.
Memiliki cara berpikir dan perilaku
yang positif
D.
Pelaksanaan
Teknik Budidaya Bawang Merah
Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses budidaya bawang merah kita
dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara
budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang
menyebabkan produksi menurun. Memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA
berupaya membantu penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan
peningkatan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (
K - 3 ), sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan
bebas.
A. PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau
tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau
Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320 C
2. Pengolahan Tanah
- Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1
ton/ 1000 m2
- Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
- Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm
- Diantara
bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan
kedalaman 50 cm.
- Apabila pH
tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas
bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
- Untuk mencegah
serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg
pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan.
3. Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg
SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15)
dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan.
Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air
secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 10 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1
: 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
bedengan.
- alternatif 2
: setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk
menyiram 5-10 meter bedengan.
Biarkan selama 5 - 7 hari
4. Pemilihan Bibit
- Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
- Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan
dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
- Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi
yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau
berkilau)
B. FASE TANAM
1. Jarak Tanam
Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos,
Tadayung atau Bangkok
Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron
2. Cara Tanam
Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air (
dosis 1 tutup/lt air )
Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah
direndam NASA
Simpan selama 2 hari sebelum tanam
Pada saat tanam, seluruh bagian umbi
bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap
lubang ditanam satu buah umbi bibit.
C. AWAL PERTUMBUHAN ( 0 - 10 HST )
1. Pengamatan Hama
Waspadai hama Ulat Bawang (
Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun
bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi
benang-benang putih seperti kapas.
Kelompok telur yang ditemukan pada
rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Populasi diatas ambang
ekonomi kendalikan dengan VIREXI atau VITURA . Biasanya pada bawang lebih
sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis
hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dengan VIREXI.
Ulat tanah . Ulat ini berwarna
coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah
karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan
dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprot dengan
PESTONA.
Penyakit yang harus diwaspadai pada
awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini
ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat
(Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di
tempat yang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.
2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik
untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama
ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang
Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun
agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang
rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi
selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di Brebes disebut melem).
3. Pemupukan pemeliharaan/susulan
Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat.
Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya
kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya
menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan
umbinya kecil.
Pemupukan
dilakukan 2 kali
( dosis per
1000 m2 ) :
- 2 minggu :
5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
- 4 minggu :
3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar
rumpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman
supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15)
dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2 minggu.
4. Pengairan
Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore
hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih
kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari
dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %
Air salinitas
tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah
Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20 cm
dari permukaan bedengan pertanaman
D. FASE VEGETATIF ( 11- 35 HST )
1. Pengamatan Hama dan Penyakit
Hama Ulat bawang, S. litura dan S.
exigua
Thrips, mulai menyerang umur 30 HST
karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata
diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti perak
Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas
70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati
predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan BVR
atau PESTONA.
Penyakit Bercak Ungu atau Trotol,
disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari
tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris
berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering
ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk
sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan
rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dengan penebaran GLIO.
Penyakit Antraknose atau Otomotis,
disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan adalah
ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan
yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis).
Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan.
Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan GLIO
Penyakit oleh virus.
- Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun
menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit.
Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan
bawang-bawangan.
Busuk umbi oleh bakteri.
- Umbi yang
terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan
tempat yang kering.
- Busuk umbi/ leher batang oleh
jamur.
- Bagian yang
terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak
terlalu becek (atur drainase).
- Untuk
pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain
(bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif
terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.
2. Pengelolaan Tanaman
- Penyiangan kedua dilakukan pada
umur
30-35 HST dilanjutkan pendagiran,
pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak.
- Penyemprotan
POC NASA dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari
setelah tanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari ke 35 penyemprotan ditambah
HORMONIK dengan dosis 1-2 tutup/ tangki (dicampurkan dengan NASA).
- Pengairan,
penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan
rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari.
E. PEMBENTUKAN UMBI ( 36 - 50HST )
Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu
diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga
perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.
F. PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 HST )
Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan
sehari sekali yaitu pada sore hari.
G. PANEN DAN PACA PANEN
1. Panen
> 60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70
hari, dataran tinggi umur 70 - 90 hari.
> Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek
> Pemanenan dengan pencabutan
batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan
(Jawa : dipocong)
2. Pasca Panen
- Penjemuran dengan alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan
bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua
selama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan
bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau
kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru
disimpan di gudang.
- Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi
diatur dengan baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi
gudang.Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses budidaya bawang merah kita
dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara
budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang
menyebabkan produksi menurun. Memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA
berupaya membantu penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan
peningkatan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (
K - 3 ), sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan
bebas.
H. SARANA DAN PRASARANA
Pelaksanaan Praktik
Agribisnis Tanaman Umbi dan Obat dapat mencapai tujuan apabila dilengkapi
dengan adanya sarana dan prasarana produksi
dengan luas lahan 10 x 10 Meter
(100m2) disajikan pada tabel dibawah ini :
No
|
Uraian Saprodi
|
Unit
|
Harga/Unit
(Rp)
|
Nilai
(Rp)
|
A
|
Bahan
:
|
|
|
|
1
|
Benih
(Kg)
|
6,5
|
15.000
|
97.500
|
2
|
Urea
|
4
|
5.000
|
20.000
|
3
|
TSP/SP
36
|
6
|
8000
|
48.000
|
4
|
KCL
(kg)
|
5
|
8000
|
40.000
|
5
|
ZA
(Kg)
|
4,5
|
1.200
|
5.400
|
6
|
NPK
(kg)
|
4
|
15.000
|
60.000
|
7
|
Pupuk
Kandang
|
50
|
1500
|
75.000
|
8
|
ZPT
Cair
|
0,5
|
75000
|
37.500
|
9
|
Pestisida
Cair
|
1
|
75000
|
75.000
|
10
|
Pestisida
Padat
|
|
|
12.500
|
11
|
Herbisida
Cair
|
200cc
|
75000
|
15.000
|
12
|
Dolomit
(kg
|
30
|
1500
|
60.000
|
13
|
Tali
Rafia
|
1
|
5000
|
5000
|
B
|
Alat
:
|
|
|
|
1
|
Cangkul
|
4
|
60.000
|
240.000
|
2
|
Parang
|
4
|
50.000
|
200.000
|
Jumlah
|
990.900
|
I.
SUMBER DANA
1.
Dipa STPP Medan Tahun 2012
Biaya bahan praktik sesuai dengan uraian diatas dimasukkan
dalam anggaran STPP Medan dengan jumlah Rp. 550.900 (Lima Ratus Lima Puluh Ribu Sembilan
Ratus Rupiah).
2.
Swadana Mahasiswa
Biaya peralatan selama praktik di sediakan oleh masing –
masing mahasiswa yang praktik.
III.
Penutup.
Keberhasilan penyelenggaraan
kegiatan Praktik Agribisnis Tanaman Umbi
dan Obat dapat ditentukan, dengan adanya kerjasama dan koordinasi yang baik,
Mahasiswa dengan Dosen Pengampuh Mata kuliah,serta dukungan dana dari STPP
Medan. Semoga Praktik ini bermanfaat dan berdayaguna kepada mahasiswa
STPP Medan.
Demikian proposal ini dibuat
untuk dilaksanakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa.
.